Sepenggal Lagu, untuk Bapak Presiden

Bapak presiden tolong bantu kami, kami ingin sekolah

Waktu menunjukan pukul empat sore. Matahari sore pun mulai menyinari bumi. Hari ini aku berjanji pada ibu, untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena harus membantu ibu di warung. Dengan segera aku bergegas meunju depan kampus untuk menunggu metromini yang menuju arah rumah ku. Lain dari hari biasanya, hari ini aku pulang pulang dengan menggunakan kendaraan umum. Motor  kesayangan ku yang biasa aku gunakan, sedang dirawat dibengkel dekat rumah ku. Tak lama aku menunggu, datang metromini 65, tanpa pikir panjang aku langsung naik dan mancari tempat duduk.

Ketika aku merasa ngantuk dan ingin tertidur dalam metro , tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara gitar. “selamat sore ibu bapak sekalian, maaf mengganggu perjalanan anda….” ternyata ada dua anak jalanan yang sedang mengamen, usai mereka menyapa para penumpang, mereka pun mulai bernyanyi…..

kami punya mimpi dan cita-cita

tapi kami tak tahu bagaimana cara menggapainya

ayah dan ibu kami tak mampu membiayai kami sekolah

bagi kami seragam dan uang bulanan sekolah cukup untuk makan kami satu tahun

Bapak presiden tolong bantu kami

Daripada uangnya untuk para koruptor

Lebih baik untuk sekolah kami

Bapak presiden tolong bantu kami

kami ingin sekolah, kami ingin mewujudkan cita-cita kami

Sebuah lirik yang cukup menyentuh perasaan ku. Ternyata anak jalanan seperti mereka sangat berharap untuk bisa mencicipi bangku sekolah. Sedangkan aku, terkadang berangkat kuliah pun malas-malasan. Sesaat hati ku terasa sesak, perasaan bersalah terus menyelimuti hati ku. Selama ini aku telah menyia-nyiakan kedua orangtua yang sudah susah payah menyekolahkan ku sampai ketingkat sarjana. Ketika pikiran ku melayang membayangkan betapa salahnya aku selama ini, tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara kenek yang beteriak. “halte taman indah!, halte taman indah!, halte taman indah!” ternyata aku sudah sampai ditujuan ku.

Ketika aku turun, ternyata  dua anak jalanan  itu pun ikut turun, aku dan mereka langsung menuju halte, sementara aku menunggu angkot, mereka dengan wajah yang riang menghitung uang hasil mengamen mereka hari ini. Hati ku pun ikut merasa senang, sepertinya mereka dapat banyak uang hari ini.  Ditengah asiknya mereka menghitung uang hasil ngamen mereka, salah satu anak jalanan berkata “bisa nggak yah kita sekolah dari hasil ngamen kita?” perkataan yang sontak mengiris hati ku. Temannya pun hanya menjawab “kalau kita berusaha, pasti kita bisa boy”. Tak lama setelah mereka menghitung uang ada seorang nenek peminta-peminta yang terlihat kelaparan dua anak jalanan itu pun menghampiri sang nenek dan berkata …

Anak jalanan : nenek belum makan hari ini?

nenek: belum nak, nenek hari ini tidak mengemis, jadi tidak dapat uang.

( dua anak jalanan ini langsung membeli nasi diwarteg yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berada sekarang )

Anak jalanan: ini nasinya buat nenek.

Nenek: tidak nak, ini hasil usaha kalian.

Anak jalanan: hari ini kami dapat banyak nek, jadi nenek tenang saja.

Nenek: anak yang baik, semoga kalian bisa meraih cita kalian

Anjal: terimakasih doanya nek.

Setelah bahagia menerima doa dari nenek tua itu, mereka pun bejalan pulang, sambil bernyanyi  “Bapak presiden tolong bantu kami. kami ingin sekolah, kami ingin mewujudkan cita-cita kami..” tak lama kemudian, angkot yang ku tunggu datang. Selama perjalanan aku merenung, ternyata pikiran aku selama ini salah, anak jalanan yang aku kira “berantakan” ternyata mempunyai cita-cita  dan berhati mulia dan mulai detik ini, aku tekatkan tidak akan mensia-sia kan kuliah ku.

Tentang pedulipendidikananakjalanan

Gerakan ini bertujuan mengajak orang-orang untuk ikut serta peduli akan pendidikan anak jalanan, khususnya di Ibu kota Jakarta. Dimana anak jalanan di Jakarta sudah sangat banyak, dan diantara mereka hanya sedikit yang pernah mengenyam dunia pendidikan. Untuk itu, kami di sini ingin mengajak agar orang-orang menyadari bahwa anak jalanan pun berhak mendapatkan pendidikan.
Pos ini dipublikasikan di anak jalanan mau sekolah. Tandai permalink.

4 Balasan ke Sepenggal Lagu, untuk Bapak Presiden

  1. adit berkata:

    gw suka postingan kali ini , seru dan cukup menyentuh. Apakah kalian melakukan observasi langsung untuk mengetahui bagaimana kehidupan anak jalanan??

  2. iya tentu saja. kami mewawancarai beberapa anak jalanan yang berada di Lingkar Samudra Belajar.

  3. adit berkata:

    bisa ceritakan ga di postingan selanjutnya tentang kehidupan mereka dan kegitan yang mereka lakukan di LSB itu? itu sih kalau ga keberatan, soalnya yang saya baca di postingan sebelumnya hanya menampilkan profil dari LSB nya. hehe. makasih sebelumnya.

Tinggalkan Balasan ke pedulipendidikananakjalanan Batalkan balasan