Kekerasan Terhadap Anak Jalanan

Aparat Kepolisian pun menjadi salah satu contoh pelaku tindak kriminal terhadap anak jalanan

            Telah banyak contoh kasus yang terjadi di Indonesia tentang tindak kriminalitas terhadap anak jalanan. Anak jalanan menjadi sasaran empuk tindak kriminal. Saat mereka mencari nafkah berjuang didunia yang keras, acap kali mereka menjadi korban kekerasan berbagai anggota kelompok seperti preman yang sengaja merampas uang hasil pencarian anak jalanan dengan menggunakan kekerasan, atau mafia geng yang memang membudaki anak jalanan yang masih dibawah umur untuk merauk keuntungan meski dengan menghalalkan segala cara. Sekilas membahas tentang sindikat perbudakan anak dibawah umur oleh mafia atau geng, mungkin kita sudah banyak yang mendengar atau bahkan sering dari kita melihat langsung anak dibawah tahun yang justru dipaksa untuk mencari uang dijalanan dan kemudian uang itu disetorkan oleh pemimpin mereka atau yang biasa disebut bos mereka.

Banyak pula pelaku industri perfilman yang membuat film-film tentang perbudakan anak dibawah tahun dengan menggunakan kekerasan seperti sengaja melukai salah satu anggota bagian tubuh sehingga cacat dan akhirnya menciptakan rasa empati dan simpati yang melihatnya. Mengutip pernyataan Odi Shalahuddin yang mengatakan bahwa “Hampir setiap hari ada kasus kekerasan yang dialami oleh anak jalanan di Taman Tugu Muda, Dengan pelaku yang beragam”. ”Dari aparat, preman, komunitas dewasa, pengendara, dan sebagainya”.  Aparat sering kali melakukan razia-razia diberbagai tempat, namun sayangnya saat aparat menindak anak jalanan, justru yang didapat malah pemaksaan dengan diselingi kekerasan.

Aparat kepolisian memaksa mereka untuk ikut dalam upaya penertiban, dan mereka pun dibawa aparat yang merazia dari tempat mereka biasa mangkal kesuatu tempat dan dikurung seperti penjara. Disanalah kekerasan sangat dirasakan oleh anak jalanan terkhusus anak jalanan yang usianya masih relatif muda, penindasan oleh preman yang memiliki postur jauh lebih besar ketimbang anak jalanan yang juga ditempatkan disatu tempat yang sama membuat anak jalanan tertekan dan terintimidasi. Mereka sering kali dipukul (ditonjok), ditendang dan diperlakukan sewenang-wenang. Aparat yang mengetahui hal tersebut justru hanya mengacuhkan bahkan mengabaikan seolah-olah itu biasa terjadi. Mereka yang tak tahan diperlakukan tidak senonoh mencoba melarikan diri dan beruntung mereka bisa terbebas dari penjara besi itu.

Kekerasan yang dialami anak jalanan tidak hanya melukai fisik namun yang mengejutkan kekerasan dan pemaksaan berupa pelecehan seksual sering kali terjadi. Dimanakah moral dan etika masyarakat Indonesia kini?? Apakah tidak ada perbedaan moral para petinggi dan rakyat biasa?? Bagaimana mungkin Indonesia yang bersangsaka merah sebagai simbol keberanian dan putih sebagai simbol kesucian dinodai dengan perilaku tidak beradab rakyatnya??. Tidak heran rakyatnya seperti itu toh pemimpin dan wakil rakyatnya pun lebih parah.

Aparat pemerintah yang seharusnya berkewajiban melindungi masyarakat seperti tidak ada fungsinya saat mengetahui hal ini kerap terjadi. Dimana peran kepolisian yang seharusnya dapat melindungi rakyat?? Bukankah anak jalanan termasuk masyarakat??. Rasanya pemerintah dan kepolisian saat ini sudah bekerja sama untuk merauk keuntungan dengan memanfaatkan rakyatnya. Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat. Indonesia sekali lagi memiliki begitu banyak Sumber Daya Alam namun masih banyak terjadi kasus bunuh diri karena kelaparan bahkan sang ibu nekat menengakkan racun serangga kepada anaknya karena terbelit hutang dan tidak sanggup mencari makan.

Tidak wajar rasanya kasus ini menjadi salah satu kasus tinggi di Indonesia. Tidakkah kita malu sebagai rakyat Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah malah sengaja menjual atau bisa dikatakan menukar dengan teknologi yang dimiliki negara lain. Sudah saatnya kita bangkit, sudah saatnya kita membuka mata dan bertindak. Jangan biarkan ini terus berlanjut jadikan Indonesia negara maju dengan meningkatkan intelektualitas para generasi muda.

Dipublikasi di Tentang mereka | 7 Komentar

PUISI UNTUKMU SANG PEJUANG

Suaraku untuk Tuhan

Dari ufuk timur pagi ku jelang sang mentari,

berusaha menyinari harapan ku hari ini

ku ikat kuat tali sepatuku, buku lusuh ku,

dan seragamku berwarna sang saka

bukan uang saku, bukan pula bekal untukku saat beristirahat,

tapi sebuah botol isi beras yang menjadi alat ku bernyanyi

sembari ku lintasi menuju ke tempat ku,

menuntut ilmu masa depan

ku hela nafas panjang, dalam hati rasa ingin mengluluh air mata,

was-was dalam hati dan benakku

 

apakah masih ENGKAU Beri hamba kesempatan seperti hari ini lagi Tuhan???

…ku rasa mulai letih…

 

seandainya aku seperti mereka disana yang bisa menikmati,

betapa nikmatnya hidup dengan uang yang banyak,

kasih sayang orang tua penuh dengan kemewahan

 

tapi aaaahhh aku harus bangun dari mimpiku…

terlalu tinggi bintangku

 

yang tertulis oleh takdirku hanya kehidupan ku hari ini

untuk esok biarkan terjadi seperti yang seharusnya

mentariku tepat diatas kepala,

ku jajakan suara serak-serak  kehausan  disekliling pemamer hasil pajak negaraku (koruptor)

masih bermimpi aku hingga baratku mulai mega,
ku sujudkan pada yang maha Pencipta,

semoga esok aku masih mampu merangkai impian hari dewasaku…

 

By. Lessy Leiya Listiana

Dipublikasi di Tentang mereka | Meninggalkan komentar

Sepenggal Lagu, untuk Bapak Presiden

Bapak presiden tolong bantu kami, kami ingin sekolah

Waktu menunjukan pukul empat sore. Matahari sore pun mulai menyinari bumi. Hari ini aku berjanji pada ibu, untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena harus membantu ibu di warung. Dengan segera aku bergegas meunju depan kampus untuk menunggu metromini yang menuju arah rumah ku. Lain dari hari biasanya, hari ini aku pulang pulang dengan menggunakan kendaraan umum. Motor  kesayangan ku yang biasa aku gunakan, sedang dirawat dibengkel dekat rumah ku. Tak lama aku menunggu, datang metromini 65, tanpa pikir panjang aku langsung naik dan mancari tempat duduk.

Ketika aku merasa ngantuk dan ingin tertidur dalam metro , tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara gitar. “selamat sore ibu bapak sekalian, maaf mengganggu perjalanan anda….” ternyata ada dua anak jalanan yang sedang mengamen, usai mereka menyapa para penumpang, mereka pun mulai bernyanyi…..

kami punya mimpi dan cita-cita

tapi kami tak tahu bagaimana cara menggapainya

ayah dan ibu kami tak mampu membiayai kami sekolah

bagi kami seragam dan uang bulanan sekolah cukup untuk makan kami satu tahun

Bapak presiden tolong bantu kami

Daripada uangnya untuk para koruptor

Lebih baik untuk sekolah kami

Bapak presiden tolong bantu kami

kami ingin sekolah, kami ingin mewujudkan cita-cita kami

Sebuah lirik yang cukup menyentuh perasaan ku. Ternyata anak jalanan seperti mereka sangat berharap untuk bisa mencicipi bangku sekolah. Sedangkan aku, terkadang berangkat kuliah pun malas-malasan. Sesaat hati ku terasa sesak, perasaan bersalah terus menyelimuti hati ku. Selama ini aku telah menyia-nyiakan kedua orangtua yang sudah susah payah menyekolahkan ku sampai ketingkat sarjana. Ketika pikiran ku melayang membayangkan betapa salahnya aku selama ini, tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara kenek yang beteriak. “halte taman indah!, halte taman indah!, halte taman indah!” ternyata aku sudah sampai ditujuan ku.

Ketika aku turun, ternyata  dua anak jalanan  itu pun ikut turun, aku dan mereka langsung menuju halte, sementara aku menunggu angkot, mereka dengan wajah yang riang menghitung uang hasil mengamen mereka hari ini. Hati ku pun ikut merasa senang, sepertinya mereka dapat banyak uang hari ini.  Ditengah asiknya mereka menghitung uang hasil ngamen mereka, salah satu anak jalanan berkata “bisa nggak yah kita sekolah dari hasil ngamen kita?” perkataan yang sontak mengiris hati ku. Temannya pun hanya menjawab “kalau kita berusaha, pasti kita bisa boy”. Tak lama setelah mereka menghitung uang ada seorang nenek peminta-peminta yang terlihat kelaparan dua anak jalanan itu pun menghampiri sang nenek dan berkata …

Anak jalanan : nenek belum makan hari ini?

nenek: belum nak, nenek hari ini tidak mengemis, jadi tidak dapat uang.

( dua anak jalanan ini langsung membeli nasi diwarteg yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berada sekarang )

Anak jalanan: ini nasinya buat nenek.

Nenek: tidak nak, ini hasil usaha kalian.

Anak jalanan: hari ini kami dapat banyak nek, jadi nenek tenang saja.

Nenek: anak yang baik, semoga kalian bisa meraih cita kalian

Anjal: terimakasih doanya nek.

Setelah bahagia menerima doa dari nenek tua itu, mereka pun bejalan pulang, sambil bernyanyi  “Bapak presiden tolong bantu kami. kami ingin sekolah, kami ingin mewujudkan cita-cita kami..” tak lama kemudian, angkot yang ku tunggu datang. Selama perjalanan aku merenung, ternyata pikiran aku selama ini salah, anak jalanan yang aku kira “berantakan” ternyata mempunyai cita-cita  dan berhati mulia dan mulai detik ini, aku tekatkan tidak akan mensia-sia kan kuliah ku.

Dipublikasi di anak jalanan mau sekolah | 4 Komentar

LSB adalah salah satu Contoh Yayasan yang peduli akan Pendidikan Anak Jalanan

Pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara

            Lingkar Samudra Belajar atau yang disingkat LSB adalah sebuah rumah singgah yang menjadi  wadah dimana anak jalanan dapat belajar seperti anak yang bersekolah pada umumnya. Disana mereka diajarkan beberapa pelajaran umum seperti bahasa, matematika, ipa, dan ips. Yayasan ini sudah berdiri kurang lebih sekitar 2 tahun dan pencetus atau pendiri lembaga itu sendiri ialah Diki Komaruzzaman. Diki adalah mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta yang mengambil jurusan Manajemen Pendidikan. Lelaki yang berjiwa sosial ini merasa anak jalanan perlu mendapatkan pendidikan sebagai bekal dimasa depan dan sebagai penerus bangsa Indonesia.

Berangkat dari rasa kepeduliannya terhadap pendidikan anak jalanan itulah yang membuat ia dan teman-temannya tergerak untuk menciptakan rumah singgah ini. Dengan niat yang tulus meski dana yang minim Diki dan kawan-kawan berjuang agar rumah singgah ini tetap berjalan. Kesulitan, halangan, dan tantangan pun sering kali ia dan kawan-kawan alami namun semangatnya untuk tetap mengelola rumah singgah ini tidak pernah berhenti.

Dan hasilnya sampai saat ini tercatat lebih dari 20 siswa yang ikut dalam yayasan ini, diantaranya adalah anak-anak seusia 3 tahun sampai 16 tahun. Tidak hanya anak jalanan yang menjadi target utama di yayasan LSB ini namun juga bagi anak yang putus sekolah dan bahkan anak yang belum sama sekali tersentuh oleh pendidikan sekolah. Tenaga pengajar juga berasal dari mahasiswa yang juga pengurus yayasan ini diantaranya mahasiswa UIN. Biasanya  waktu belajar siswa sekitar pukul 16.00 sampai dengan selesai. Faktor yang mempengaruhi waktu belajar ialah karena kondisi anak jalanan yang harus terlebih dahulu mencari uang dijalan dan tenaga pengajar yang diantaranya masih aktif menjadi mahasiswa.

Melihat kesungguhan dan kemauan dari anak-anak yang berjuang demi sesuap nasi dan menghadapi kerasnya dunia ini untuk menuntut ilmu membuat Diki dan kawan-kawan tak  gentar untuk terus berupaya memberikan yang terbaik bagi mereka. Beberapa pakaian serta alat tulis juga ia dan kawan-kawan sediakan untuk terciptanya kelancaran aktivitas belajar mengajar bahkan fasilitas atau tempat yayasan itu masih dalam upaya penetapan agar anak-anak lebih nyaman serta aman dalam belajar.

Pihak yayasan sendiri masih berusaha untuk mendapatkan tempat yang layak meski tidak ada kejelasan akan hal tersebut sampai saat ini, saat dimintai keterangan  Diki pun mengatakan bahwa adanya bantuan dari Instansi Pemerintah, Instansi Nonpemerintah, Donatur Tetap, danSumbangan Masyarakatyang bersedia membantu untukpengelolaan eksternal ataupun internal namun bantuan itu tidak terlalu nampak atau kurang  transparan.

Jelas pada Undang-undang yang telah disahkan dan berisi mengenai pemberian bantuan berupa layanan dan kemudahan untuk pendidikan. Undang-undang 1945 Pasal 11 ayat 1 berbunyi “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”, dan diterangkan pula pada Pasal 11 ayat 2 yakni“wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun” namun ironis undang-undang yang telah disahkan tersebut tidak seperti pada kenyataanya.

Pemerintah lagi-lagi seolah menutup mata dengan persoalan yang serius ini, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan diri sendiri dan kelompok. Dan sedikit dari mereka yang benar-benar serius dalam menaggapi persoalan ini. Padahal nrgara Indonesia memiliki SDM dan SDA yang melimpah namun mengapa sampai pada saat ini Indonesia masih tergolong negara berkembang???. Pertanyaan besar ini seperti terabaikan dan hilang oleh pandangan masyarakat dan momen ini benar-benar dimanfaatkan oleh pemerinyak kita.  Mungkin karena banyaknya kasus yang juga melibatkan oknum-oknum pemerintahan yang masing-masing dari mereka mempunyai masalah atau persoalanpribadi. Lantas bagaimana pertanggungjawaban mereka dengan semua Undang-Undang yang masih berlaku sampai pada saat ini, akankah kemiskinan semakin bertambah dan tingkat intelektualitas terus menurun??. Jika pertanyaan ini terus diserukan oleh masyarakat kepada pemerintahan mungkin tidak akan memiliki jawaban yang tegas dan pasti. Dan karena itulah ormas-ormas seperti Lintas Samudra Belajar (LSB) tidak ingin persoalan ini terus berlanjut dengan menganut kepercayaan bahwa jika tidak dimulai saat ini dan dari diri sendiri lantas kapan negara ini akan memiliki perubahan.

Maka dari itu sebagai warga negara yang baik tentu seluruh masyarakat berhak berpartisipasi dalam upaya memajukan negara seperti memberikan penyaluran edukasi untuk seluruh anak-anak di negri ini sebagai penerus bangsa kedepannya. Nasib bangsa Indonesia kedepannya bergantung kepada mereka, tentu kita tidak ingin hal-hal buruk seperti pada dewan-dewan perwakilan terulang lagi yang membuat nama bangsa Indonesia tercoreng di negara-negara lain. Dengan kesadaran penuh pengurus Lingkar Samudra Belajar dan seluruh Ormas-ormas yang ada Indonesia dan masih peduli akan pendidikan untuk anak jalanan mengharapkan adanya kesadaran bagi masyarakat dan pemerintah untuk memperhatikan pendidikan terkhusus pada anak jalanan yang harus melawan kerasnya dunia.

Dipublikasi di rumah singgah LSB bagi anak jalanan | 4 Komentar

SEBATAS IMPIAN

Lusuh, kotor, dan usang, mungkin hal tersebut yang akan terlintas dipikiran kita, ketika kita membayangkan anak jalanan. Banyak orang yang berpikir anak jalanan hanya mengganggu dan “mengotori” jalanan. Namun tahu kah kalian, bahwa sesungguhnya setiap anak jalanan mempunyai mimpi? Mimpi dan harapan untuk menjadi orang yang besar disuatu hari nanti. Namun sayangnya, banyak dari mimpi mereka yang tidak terwujud. Dari kecil hingga dewasa, mereka tetap saja merupakan  penghias jalanan. Mimpi dan cita-cita mereka hanya menjadi sebuah impian belaka untuk mereka.

Apa daya yang bisa mereka lakukan untuk meraih mimpi-mimpi mereka? Bangku sekolah yang menjadi sandaran kita untuk meraih sukses, tidak mereka rasakan. Mungkin jika iya, bangku pendidikan mereka rasakan itupun hanya sampai dipendidikan dasar, kemudian mereka putus sekolah dan tetap menjadi anak jalanan. karena Jangankan untuk melanjutkan sekolah, untuk makanpun terkadang mereka kesulitan. Yang menyedihkannya mereka menjadi anak jalanan bukan karena keinginana mereka. Banyak dari mereka yang menjadi anak jalanan karena diperbudak oleh orang tuanya sendiri. orang tua yang yang seharusnya menafkahi anaknya justru mereka yang dinafkahi oleh anaknya. Tidak punyanya kealhian menjadi alasan orang tua untuk tidak bekerja dan memperkerjakan anaknya untuk menjadi anak jalanan.

Setiap harinya mereka mengamen, mengharap recehan dari para penumpang untuk imbalan nyanyian yang mereka sajikan. Biasanya pula mereka menyisipkan doa sederhana untuk semua penumpang. Padahal, tidak semua penumpang memberi uang untuk hasil nyanyian mereka dan tak jarang banyak penumpang yang tidak peduli dengan doa mereka. Tapi, Mereka tetap ikhlas untuk memberikan doa kepada semua penumpang. Sedangkan, jika bukan doa apa lagi yang bisa kita bantu untuk mewujudkan mimpi mereka? Ya, mungkin saja dengan doa kita, harapan mereka dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Saat ini, Mereka hanya bisa berdoa dan berharap, suatu hari nanti ada keajaiban dan merubah hidup mereka. Hidup yang lebih baik dan berguna, untuk masa depan yang lebih cerah. untuk kita yang terbiasa hidup enak dan masih mempunyai orang tua hidup mengamen dan mencari nafkah senidiri mungkin sama sekali tidak terbayangkan oleh kita Untuk kita yang terbiasa hidup enak dan masih mempunyai orang tua hidup mengamen dan mencari nafkah senidiri mungkin sama sekali tidak terbayangkan oleh kita

 

Dipublikasi di anak jalanan mau sekolah | 9 Komentar

ANAK JALANAN PUN, MEMPUNYAI HAK MERASAKAN PENDIDIKAN

“Anak jalanan merupakan bagian dari penerus bangsa, mereka semua harus mendapat pendidikan”

Pendidikan menjadi salah satu cara agar Indonesia terbebas dari kemiskinan. Namun sayangnya masih banyak anak Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan. Kemiskinan, kurangnya tanggung jawab orang tua dan kemalasan menjadi salah satu faktor penyebab seorang anak tidak mendapat pendidikan. Tidak mendapatnya pendidikan memutuskan mereka untuk turun dan mencari nafkah di jalan. Anak-anak inilah yang biasa kita sebut anak jalanan. Selain itu masih banyaknya anak jalanan yang tidak terurus oleh pemerintah menjadi penyebab kurangnya pendidikan anak di Indonesia.

Anak –anak jalanan tersebut seharusnya mengenyam pendidikan, namun karena tuntutan ekonomi keluarganya. Ia terpaksa turun ke jalan dan menjadi tulang punggung keluarganya. Doktrin dari orang tua yang tidak bertanggung jawab dan kebiasaan anak jalanan yang menerima uang dari hasil ngamen membuat mereka lebih mementingkan sesuap nasi dibandingkan pendidikan. Karena anggapan mereka tanpa pendidikan mereka sudah dapat menghasilkan uang dan membiayai kehidupan mereka.

Para pejabat dan pemerintah pun seperti menutup mata mereka. Mereka hanya memberikan setumpuk janji-janji mereka kepada masyarakat. Namun kenyataannya, mereka lebih sibuk dengan diri mereka sendiri dan tidak melihat keberadaan sekeliling mereka. Anak-anak jalanan yang merupakan bagian dari penerus bangsa ini justru mereka telantarkan. Padahal, dalam Undang-undang (UUD) 1945 pasal 34 telah dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara dan pasal 31 ayat 1 ditegaskan kembali bahwa

Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Namun pasal tersebut seperti hanya menjadi hiasan pelengkap di UUD. Tidak ada implementasi dari pasal tersebut. Buktinya, Sampai sekarang pun masih banyak anak jalanan yang terlantar dan tidak mendapatkan pendidikan.

Sudah saatnya kita membuka mata dan mengulurkan tangan kita untuk membantu mereka agar mereka bisa merasakan pendidikan. Maka dari itu, Melalui Gerakan Peduli Pendidikan Anak Jalanan, kami mengajak seluruh masyarakat yang peduli dengan pendidikan mereka agar mau berpartisipasi dengan kegiatan kami. Ini adalah bentuk dari rasa peduli kami akan anak jalanan yang belum tersentuh oleh pendidikan. Dalam kegiatan ini kami akan memberikan keterampilan, ilmu pengetahuan sebagai bekal mereka di masa depan dan kegiatan bakti social yang membantu kebutuhan mereka.

Mereka adalah bagian penerus dari bangsa ini. Mereka adalah tunas harapan bangsa kita di masa depan. Kalau bukan kita yang peduli dengan mereka, lantas siapa lagi yang akan peduli dengan keadaan mereka????

Bagi kalian yang ingin berpatisipasi dalam kegiatan ini dapat menghubungi contact person yang tertera di bawah ini:

Elin : 085780229126

Dini : 08978292547

Ica : 085691535623

Atika : 085714887795

Dipublikasi di Uncategorized | 6 Komentar

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can alway preview any post or edit you before you share it to the world.
Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar